Jagat
media sosial hari ini, Kamis, 14 April 2016, diramaikan dengan foto sosok mirip
dengan Abu Bakar Baasyir, terpidana kasus terorisme yang kini mendekam di di
sel isolasi, Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Jawa
Tengah.
Dalam foto tersebut, pria yang disebut sebagai Baasyir itu
digambarkan mengenakan kemeja dan peci berwarna putih, serta kacamata
berbingkai hitam. Pria itu dalam posisi tidur di bantal berwarna biru,
sementara kedua tangannya memegang Al-Quran yang sedang terbuka.
Di bawah foto itu dituliskan, “Innalillahi wa inna ilaihi
rajiun. ust Abubakar ba’syir. Dia meninggal saat ia membaca Alquran dan Alquran
terbuka ke halaman Rum 405. Dan dia menempatkan jarinya pada kata-kata Allah.
Dan orang-orang yang beriman dan beramala saleh….”
Namun, kabar meninggalnya Baasyir langsung dibantah Ketua Dewan
Pembina Tim Pembela Muslim (TPM) Mahendradatta, yang selama ini menjadi
pengacara Baasyir. ”Itu hoax, bukan foto dia,” kata Mahendradatta saat
dihubungi Tempo, Kamis sore, 14 April 2016.
Setelah menjalani sidang Peninjauan Kembali pertengahan Februari
lalu, Baasyir ditahan di sel isolasi, Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih. “Hoax
juga karena belum ada bantal di sel,” ujarnya. Namun, Mahendradatta mengakui
kondisi kesehatan Baasyir memang tengah menurun.
“Ditahan lalu kondisi kesehatannya menurun itu benar,” kata Mahendradatta.
Dia menyayangkan beredarnya foto itu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Mungkin hox itu muncul karena mendengar Ustad (Baasyir) diisolasi, jadi
semacam upaya ingin menghancurkan mentalnya.”
Ketua Pembina Tim Pengacara Muslim Achmad Mihdan menuturkan,
Baasyir ditempatkan di sel ukuran 3×4, yang dikeluhkan pengap dan banyak
nyamuk. Selama 24 jam ia tidak boleh keluar sel sama sekali. Menurut
Achmad, hal ini memperburuk kondisi kesehatan Baasyir. “Pasti ya, kan misal dia
nggak terkena sinar matahari,” ucapnya.
Terkait kondisi terkini kesehatan Baasyir, Achmad Mihdan
menuturkan ada sejumlah keluhan yang disampaikan oleh kliennya yang sudah
berumur 80 tahun itu. “Namanya juga sudah sepuh, ada keluhan di kaki dan mata,
kadang juga ada keluhan pusing sama gatal-gatal,” ujar dia.
Selama di sel isolasi, menurut Mihdan, Baasyir hanya
diperbolehkan dikunjungi dokter, pengacara, dan keluarga. “Keluarga pada setiap
Senin dan Kamis, pengacara boleh menjenguk kapan saja. Tim dokter dari kami ada
yang sudah tercatat di sana,” kata Achmad Mihdan.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia I Wayan Kusmiantha Dusak pun membantah kabar yang menyebut Baasyir
meninggal. “Kami belum menerima informasi seperti itu,” kata I Wayan Kusmiantha
melalui pesan singkat, Kamis, 14 April 2016.