Dalam beberapa tahun terakhir, dunia drama televisi Indonesia mendapat serbuan dari India. Sejak serial Mahabharat mengudara di salah satu TV swasta, pertunjukkan dan opera sabun ala India seakan merajai hiburan televisi Indonesia.
Akibatnya, beberapa aktor dan aktris India yang mengisi drama televisi dari negara itu kecipratan rezeki yang lumayan melimpah.
Selain ketenaran, mereka juga mendapatkan honor yang lumayan setiap kali diundang ke Indonesia.
Shaheer Sheikh misalnya. Bintang India berwajah tampan ini bisa dibilang telah menjadi bintang besar di Indonesia.
Berkat aksinya sebagai Arjun di serial Mahabharat dan Anant di serial Navya, pria 32 tahun ini menjadi idola baru bagi para ibu dan remaja putri di Indonesia.
Begitu terkenalnya Shaheer, dia sampai pernah tinggal di Indonesia selama dua tahun untuk mengisi berbagai pertunjukkan dan acara televisi.
Dia bahkan menolak beberapa tawaran di India agar bisa membintangi salah satu drama televisi Indonesia berjudul Cinta Di Langit Taj Mahal.
Selain Shaheer, aktor Ravi Bhatia, yang berperan sebagai Salim di serial Jodha Akbar, juga diundang ke Indonesia ketika acaranya sedang ditayangkan di sana.
Setelah itu, dia juga tampil bersama Shaheer di Cinta Di Langit Taj Mahal. Ravi saat ini memainkan peran superhero dalam serial drama Indonesia Roro Jonggrang.
Selain itu, beberapa aktor dan aktris dari serial Uttaran juga pernah diundang untuk datang ke Indonesia.
"Menurut beberapa sumber, para aktor dan aktris yang diundang itu biasanya dibayar 25-30 lakh rupees per pekan (sekitar Rp496 juta sampai Rp596 juta) untuk tampil di acara-acara dan bermain sinetron," kata Yash Patnaik, seorang produser TV. Patnaik adalah produser untuk serial Veera yang kini sedang tayang di Indonesia.
Menurutnya, kualitas konten hiburan televisi India telah berubah. Banyak televisi swasta di berbagai negara Asia yang berminat menayangkan puluhan episode drama serial dari India, baik dengan dubbing atau teks subtitle.
"Lagipula mengimpor acara-acara dari India juga tidak mahal, harganya berkisar antara US$100 (Rp1,3 juta) sampai US$300 (Rp4,7 juta) per episode," kata Patnaik.
Jika sebuah stasiun televisi berasal dari negara negara tidak terlalu maju dunia pertelevisiannya, maka mereka biasanya menayangkan acara dengan teks subtitle.
"Karena untuk mengimpor acara yang bisa di-dubbing dengan bahasa ibu mereka membutuhkan tambahan biaya cukup mahal, sekitar US$500 (Rp6,6 juta)," ujar Patnaik.